Bandung (BRS) – Sepanjang 2021 hingga saat ini, Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi di urutan pertama di Indonesia dalam realisasi investasi, yaitu Rp 136 triliun.
“Realisasi investasi di Jabar ini tertinggi di Indonesia, Rp. 136 triliyun. Ini menandakan bahwa para investor sangat percaya dengan Jawa Barat, padahal 2021 itu pandemi. Jadi walau pandemi, investasi malah naik,” ucap Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam jumpa pers usai acara West Java Investment Report (WJIR) “Investasi Jawa Barat Juara” di Aula Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Jl. Windu Kota Bandung, Senin (7/2/2022).
“Target realisasi investasi Jabar tahun ini mencapai Rp 108 triliun dari Rp 180 triliun yang menjadi target Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal,” kata Ridwan Kamil.
“Saya akan memperlebar visi karena good data maka good decision. Ini rumus saya dan investor dalam mengambil keputusan,” paparnya.
Ridwan Kamil juga memaparkan, bahwa strategi lainnya adalah memperluas kawasan Rebana, yang akan menghadirkan 13 kota baru dan berpotensi berkontribusi 2 – 3 persen pada pertumbuhan investasi Jabar.
Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa di Jabar ada potensi ekonomi hijau terutama dengan berkumpulnya investasi teknologi tinggi.
“Jabar ada ekonomi digital yang dibuat dan dikembangkan Amazon web services dan yang lainnya. Ini jadi kompetisi dan akan membuat kita diminati, dan yang membuat Jabar maju adalah hilirisasi ekonomi hijau,” kata Gubernur yang akrab dengan panggilan Kang Emil.
Ditemui usai acara, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Noneng Komara mengatakan besarnya investasi yang diterima Jabar berperan sangat penting untuk memulihkan kondisi ekonomi khususnya di Jabar.
Selain itu, Noneng juga mengatakan, bahwa tingginya realisasi investasi di Jabar, didorong oleh berbagai faktor, antara lain terjaganya kualitas infrastrukturnya, berkualitasnya sumber daya manusia, besarnya pasar potensial di Jawa Barat, efisiensi rantai pasok yang ada di Jabar dan produktivitas tenaga kerja dan kualitas pelayanan publik yang prima.